woensdag 7 juni 2017
Berkebun: kangkung, bayam dan faktor alam
Ketika cuaca mulai panas, tanaman kangkung dan bayam tumbuh dengan cepat. Berbeda sekali ketika di bulan april yang masih dingin. Saat itu, benih kangkung mulai ditanam dan tidak bisa tumbuh dan menjadi layu dan mati. Suhu dan cuaca menjadi sangat penting untuk bisa memiliki tanaman yang baik. Tidaklah mengherankan kalau para petani memiliki resiko yang lebih tinggi dibanding profesi lainnya. Mereka tidak selalu bisa mengendalikan faktor alam (cuaca, hujan, matahari).
Kadang curah hujan sangat tinggi sehingga tanaman padi yang seharusnya bisa dipanen menjadi rusak. Ini pernah dialami oleh orangtua saya. Atau ketika hujan tidak turun selama beberapa bulan sehingga lahan kering kerontang dan betapa mahalnya air.
Tahun lalu, petani bawang bombay di provinsi Zeeland Belanda mengalami kerugian yang banyak ketika lahan mereka terendam air. Bawang bombay membusuk dan tidak bisa dipanen.
Selama 3 minggu terakhir, cuaca di Belanda sangat panas dan tidak pernah hujan. Akibatnya, tanah sangat kering dan tanaman yang tidak tahan panas akan menjadi layu. Dalam waktu beberapa jam, tanah yang semula basah akan menjadi kering kerontang.
Agar tanaman di kebun bisa tumbuh, hampir setiap malam, perlu disiram. Jika menyiram tanaman di siang hari, akan sia-sia karena akan segera menguap saking panasnya. Selama beberapa hari, suhunya di atas 30 derajat celcius. Selain itu, tanaman akan meranggas karena disiram di saat suhunya panas. Ada beberapa tanaman kangkung dan bayam yang memang sejak awal tampak tidak sehat menjadi layu dan mati. Bersyukur, kangkung dan bayam-bayam itu kini tumbuh subur.
Labels:
Berkebun
Abonneren op:
Reacties posten (Atom)
Geen opmerkingen:
Een reactie posten