maandag 29 augustus 2016

Menyimpan nasi dalam magic jar?

Dengan adanya rice cooker, kita tidak memiliki kesulitan untuk memasak nasi setiap saat. Tapi mengapa masih ada banyak orang yang memasak nasi satu kali kemudian menyimpannya dalam magic jar seharian?

Saya pernah mengajukan pertanyaan itu ke beberapa saudara dekat. Alasannya adalah biar praktis dan kalau ingin makan, tinggal mengambil nasi dari magic jar. Tentu alasan ini sangat bisa diterima tapi pernahkah kita memikirkan tentang pemakaian listriknya?

Selain itu, apakah kita perlu setiap saat makan dalam rentang waktu sehari?

Ada tiga alasan yang menyebabkan saya tidak mengikuti cara menyimpan nasi dalam magic jar.

Alasan pertama, ketika kita menyimpan nasi dalam magic jar seharian. Berapa daya listrik yang dipakai? seandainya kita menggunakan listrik, katakanlah Rp. 250,- perhari untuk mempertahankan kehangatan nasi, berapa banyak uang yang kita keluarkan untuk sebulan?  Mungkin kita tidak pernah memikirkan beaya listrik untuk menghangatkan nasih, tapi kita perlu memperhatikan gaya pemakaian listrik kita.

Kedua, dengan tidak memiliki persediaan nasi setiap saat, kita akan berpikir beberapa kali untuk makan sebelum waktunya. Sebaliknya, jika memiliki persediaan nasi, kita akan mudah tergoda untuk makan melebihi kebutuhan tubuh kita. Salah satu akibatnya adalah kegemukan.

Ada alasan lain yang sangat pribadi, saya sangat menyukai keharuman aroma nasi yang baru saja dimasak. Saya menyukai nasi yang segar yang baru saja dimasak. Ketika nasi masih mengepul dan menyebarkan aroma tersendiri.

Tips:

  1. Masak nasi dalam takaran yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Sekitar 75-100 garam beras/per orang.
  2. Masaklah nasi sebelum jadwal makan, sekitar 30 menit sebelumnya.


Geen opmerkingen:

Een reactie posten