donderdag 9 maart 2017

Berkebun: tantangannya




Ketika beberapa teman yang sudah berpengalaman berkebun di negeri 4 musim mendengar kegiatan baru kami untuk berkebun, mereka mengucapkan selamat sekaligus memberi peringatan. Peringatan? iya ... lha kok?

Welcome ke dunia kebun dan selamat berjuang. Wah ...meskipun sejak semula sadar bahwa berkebun tidak mudah tapi ketika menerima peringatan itu, agak keder juga. Bagaimana tidak? peringatan itu sangat serius. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Berkebun itu kegiatan yang serius 
  2. Berkebun memerlukan ketelatenan tersendiri. 
  3.  Sabar
  4. Bekerja keras
  5. Ketika mulai panen, hasilnya melebihi kebutuhan. Mau diapakan? dan beberapa pengalaman lainnya.

Cuaca Belanda yang sangat berbeda dengan cuaca Indonesia menjadikan berkebun tidak mudah. Ketika matahari tidak bersinar, hujan sepanjang hari, tanaman perlu dirawat dengan cara dan strategi sendiri. Ketika hangat dan panas, rumput-rumput liar tumbuh lebih cepat daripada tanaman. Kita perlu mencabuti rumput-rumput dan tanaman liar lainnya dengan segera dan itu bisa setiap hari. Kata seorang teman, berpacu melawan rumput dan tanaman liar.

Belum serangan bekicot yang jumlahnya bisa ratusan. Urusan dengan bekicot ini sudah sejak lama. Setiap tahun, saya berjuang melawan sang bekicot di kebun. Jumlahnya memang ratusan dan sangat sulit untuk diberantas. Mereka akan melahap tanaman-tanaman di kebun dengan cepat.

Serangan hama lainnya juga bisa mengancam. Sudah siap? (waaaa ..duh ....)

Ketika kebunmu tidak dipelihara dengan rutin, tanaman liar, bekicot, burung-burung dan hama akan menyerbu. Tetangga sebelah akan protes juga. Selain itu, ketua kelompok akan menegurmu. Sudah siap? (glek ... )

Kadang tanah akan mengeras dan perlu dibolak balik secara rutin. Siapkah otot-otot lenganmu?

Ketika matahari memancarkan sinarnya yang kuat, siap menjadi gosong?

Ketika musim panas dan biasanya berlibur lebih dari satu bulan, siapa yang akan merawat dan mejaga tanaman di kebun?

ck ck ....

Peringatan itu memang sudah saya bayangkan. Tapi rasanya menjadi berbeda ketika menerimanya dari orang yang sudah berpengalaman. Mau mundur? no way ... dicoba dulu ... sabar, telaten dan bekerja keras.

Mau menganggapnya sebagai dorongan atau melunturkan semangat?

Saya mau menjalaninya dengan santai dan menikmatinya dengan senyum.

Geen opmerkingen:

Een reactie posten