donderdag 25 september 2014

Warung hidup

Kenikir, bayam, sereh dan kunyit






Di masa kecil di tahun 1970-an, saya melihat nenek dan ibu yang jarang membeli sayuran. Mereka akan memetik sayuran dari kebun sendiri. Mungkin saat ini, sangat jarang yang melakukannya. selain lahan kebun yang semakin berkurang, banyak orang yang sudah tidak menanam sendiri sayuran.

Beruntung sekali, di saat itu, kami memiliki kebun yang cukup luas. Ada pohon kelapa, pohon mangga, kedondong, belimbing dan jambu, dan tentu saja pohon pisang. Selain itu, ada sayuran bayam, ketela dan pepaya. Juga pohon nangka. Masih ada banyak jenis pepohonan lainnya yang membuat kebun itu menjadi sebuah warung hidup.

Jika kita membeli sayuran maka biasanya sayuran itu tidak begitu segar lagi. Beda sekali kalau kita mengambil dari kebun sendiri. Kita bisa menghitung sendiri, berapa keuntungannya. Jika dalam sehari kita perlu mengeluarkan beaya sekitar Rp.5000´- /hari. Berapa dalam setahun? cukup menguntungkan khan?

Selain menghemat, warung hidup itu menyediakan sayuran yang segar dan sehat, juga tidak kena produk kimia.

Minggu ini, suhu di Belanda semakin menurun. Oleh karena itu, saya memasukkan warung hidup ke dalam rumah. semoga sayuran itu bisa bertahan sampai tahun depan.

Geen opmerkingen:

Een reactie posten