donderdag 26 mei 2016

Serangga sebagai alternatif pengganti daging


belalang jenis Afrika yang bisa dikonsumsi. Rasanya seperti biji walnuts dan bacon goreng


Baru saja saya menonton sebuah acara TV yang menayangkan tentang serangga sebagai alternatif pengganti daging. Serangga seperti apa yang bisa dikonsumsi dengan aman? dalam programa TV tadi disebutkan beberapa jenis serangga antara lain jengkerik, belalang dan larva.

Sebenarnya kita sebagai warga Indonesia (terutama yang tumbuh dan berkembang di sekitar tahun 1970-1980.an) akan tidak asing lagi dengan serangga.

Ketika kecil dulu, saya bersama teman-teman lainnya akan mencari laron di pagi hari sesudah hujan. Kami mencari laron di kebun-kebun di sekitar rumah. Dengan sabar, saya akan duduk menunggu dan memungut laron-laron yang keluar dari sarang mereka. Atau, di malam hari ketika musim laron, kami akan mengumpulkannya di sekitar lampu. Laron-laron itu akan mengelilingi lampu dan kemudian berjatuhan di sekitarnya. Jika kita menggoreng laron dengan cara disangrai, rasanya sangat gurih.

Saya belum pernah makan jengkerik. Jadi tidak bisa menceritakan rasanya. Biasanya, anak-anak pria akan menangkap jengkerik untuk mengadunya.

Bagaimana dengan belalang? ada satu jenis belalang tertentu yang pernah saya makan. Belalang itu ditangkap di tanaman padi. Saya tidak tahu namanya karena baru satu kali saja. Itupun karena diberi oleh teman.

Serangga-serangga itu ternyata memiliki kualitas yang tidak kalah dengan daging. Menurut penelitian, dengan membudidayakan serangga, maka energi yang diperlukan jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan budi daya sapi dan ayam, misalnya.

Saya melihat peternakan serangga di Belanda yang memproduksi aneka serangga untuk konsumsi. Tempatnya jauh lebih kecil dan tidak mengeluarkan banyak kotoran. Lain dengan peternakan sapi dan ayam yang membutuhkan pakan, tempat yang luas dan tentu saja mengeluarkan kotoran yang banyak dan CO2 yang lumayan besar.

Itulah sebabnya, ada gerakan yang mengkampanyekan serangga sebagai alternatif pengganti daging. Bagaimana dengan Indonesia? di dunia ini, ada sekitar 1400 jenis serangga yang bisa dikonsumsi. Jadi kita memiliki alternatif pilihan yang cukup banyak. Masih adakah yang mengkonsumsi laron?

Ada sebuah pabrik yang mengolah serangga-serangga menjadi makanan yang cukup menggoda, dalam bentuk burger atau pasta. Mungkin ini bisa menjadi inspirasi bagi pembaca untuk mengkonsumsi serangga.

Geen opmerkingen:

Een reactie posten