dinsdag 5 januari 2016

Menjaga agar konsumsi sayuran cukup



Tinggal di negeri 4 musim membawa ritme tersendiri yang berbeda dari ritme di Indonesia. Selain itu, kebiasaan makan yang berbeda juga membawa tantangan tersendiri. Jika dulu, saya biasa makan nasi pecel di pagi hari, siangnya lotek dan sore, makan nasi sayur lodeh dan tahu tempe. Itu sangat biasa di Yogyakarta. Tapi kebiasaan itu tidak bisa saya lakukan di sini.

Makan hangat biasanya hanya 1 kali sehari, yakni di sore hari. Mau makan pecel sendirian, rasanya sangat malas. Bagaimana caranya agar asupan sayuran tetap terjaga? selain memasak sayuran 200 gram/ orang, saya juga membuat salade sayuran mentah. Salade ini bisa disantap di siang maupun setelah makan malam.

Kadang, saya juga ¨nekad¨makan pecel sendirian di siang hari. Selain sayuran rebus, saya suka menggunakan ketimun, kobis mentah dan buah apel. Bumbu pecel sangat mudah dibeli dan relatif murah.

Startegi lain adalah dengan menambah banyak sayuran ketika ketika memasak nasi goreng atau bakmi goreng. Meski anak suka protes karena bukan nasi/bakmi goreng tapi sayuran goreng tapi kini, dia menjadi terbiasa.

Kita juga ¨menyembunyikan¨ atau menambah sayuran ke dalam berbagai macam masakan kita. Mulai dari spaghetti, lasagna sampai berbagai macam soup. Dengan demikian, tanpa disadari kita bisa mengkonsumsi sayuran dengan baik.

Selain itu, kita bisa membuat wrap sayuran yang bisa mengganti makan siang. Wrap sayuran itu sangat mudah dibuat. Dengan bahan dasar yang relatif murah, misalnya helaian daun kobis atau daun sawi kemudian isinya adalah parutan wortel, buncis, seledri, dan sayuran lain yang disukai. Wrap ini bisa mentah tapi bisa juga sayuran yang sudah direbus dengan cepat.

Anak-anak biasanya masih suka mengemil. Kita bisa menyiapkan cemilan sehat berupa wortel mentah, tomat dan buah-buahan. Selain itu, kita bisa memberikan buncis rebus atau sayuran lain yang tersedia. Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa mengkonsumsi sayuran.

Geen opmerkingen:

Een reactie posten