zaterdag 4 april 2015

Pangan vs kepercayaan



strawberry di kebun sendiri

Baru saja menerima sebuah post video tentang pedagang yang memberi zat pewarna pada semangka dan buah-buahan lainnya. Tujuannya adalah agar buah-buahan yang dijual tampak lebih menarik sehingga cepat laku dijual.

Issue tentang perilaku orang yang tidak bertanggung jawab seperti sudah sangat banyak. Mulai dari issue tentang pemcampuran boraks sampai zat-zat kimia untuk mengawetkan berbagai bahan makanan lainnya.

Kalau mendengar issue tersebut, rasanya tidak ingin membeli dan mengkonsumsi makanan di sekitar kita.

Kepercayaan  adalah kunci bagi kita untuk membeli dan mengkonsumsi pangan. Kita percaya akan kualitas pangan yang kita beli. Kita percaya bahwa pangan tersebut sehat dan layak kita konsumsi.

Jika ada oknum pedagang yang melanggar kepercayaan tersebut, kita akan ragu dan tidak mau membelinya.

Cara pertama agar kita bisa mengembalikan kepercayaan adalah dengan menerima produk pertanian dan pangan lainnya sebagaimana alam menyediakannya. Alam menyediakan produk pangan dengan warna alami dan seringkali sayuran yang tersedia itu ada bercak-bercak atau lubang-lubang. Kadang bentuk buah-buahan tidak ¨sempurna¨seperti produk pabrik. Karena ¨ketidaksempurnaan¨itulah, produk alam itu unik. Dengan demikian, para pedagang tidak memiliki alasan lagi untuk menambah zat pewarna pada produk dagangan mereka.

Unik mengandung kesempurnaan dan kecantikan tersendiri. Ketimun yang bengkok dan ada bintik-bintiknya karena memang alam menyediakan seperti itu.

Kedua, kita bisa menyediakan pangan sendiri. Caranya adalah dengan menanam sayuran dan buah-buahan sendiri. Kita bisa memanfaatkan banyak media untuk menanam. Tidak alasan untuk tidak menanam sayuran sendiri.

Jika bisa, sebaiknya kita membangun rumah dengan menyediakan lahan terbuka. Selain untuk sirkulasi udara yang sehat, kita akan memiliki taman dan tempat kita untuk menanam sayuran dan buah-buahan.


Geen opmerkingen:

Een reactie posten