maandag 6 april 2015

Cooking with the kids: kemandirian dan kebebasan

Kemarin hari minggu, hari cerah dan agak hangat.
Suhu sekitar 10 derajat celcius.
Kami bersepeda menyusuri desa desa pertanian.
Route yang kami ambil adalah route yang menggambarkan sejarah perkembangan daerah di luar kota kami.
Route yang kami tempuh adalah sekitar 40 Km.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, aku selalu tertinggal karena selain capai, aku tidak bisa bersepeda cepat.
Seringkali suami dan anak kami berhenti dan menunggu.

Ketika hampir memasuki kota, Cp anak kami berkata:¨ Mama khan capai, aku akan memasak untuk kita sore ini¨.
Hatiku terharu dan bangga akan tekad dia untuk memasak.
Aku mengatakan akan membantu tapi dia bilang, tidak perlu. Mama cukup duduk nonton TV saja sementara aku memasak.

Sesampainya di rumah, kami istirahat sebentar minum teh dan makan cake yang CP buat hari rabu kemarin.
Jam 17.00 dia mulai menyiapkan bahan masakan dan peralatannya.
Aku bangga melihat dia yang melakukannya dengan senang dan trampil.

Kemudian, aku tawarkan bantuan untuk membuat salade sehingga bebannya jadi lebih ringan.
Dia mengiyakan.
Sambil bekerja kami berbincang-bincang dan bercanda.
Salah satu bahan pembicaraan adalah kebebasan yang kita miliki jika kita bisa memasak.

Bebas merdeka untuk menentukan apa yang kita masak.
Bebas menentukan waktu dan cara memasak.
kebebasan itu hanya kita miliki jika kita trampil memasak.


Selanjutnya Cp melanjutkan sendiri acara memasaknya.
Apa yang dia masak?
Kentang rebus, brocoli, beefsteak dan soup tomat.

Geen opmerkingen:

Een reactie posten